Kecamatan Lueng Bata, Kota Banda Aceh dikenal
memiliki sederet sejarah perjuangan dan ulama pada masa penjajahan
Belanda, bahkan Sultan sempat diungsikan dari Keraton pada waktu
serangan Belanda menempur pasukan Aceh
di Masjid Raya Baiturrahman. Tanggal 1 Januari 1875, disinilah sejarah
itu berawal saat pasukan marsose Belanda yang di bawah komando Wilhelmus
van Nassauwe, anak buah dari pimpinan Kolonel Pel menyusun strategi
untuk menggempur pejuang Aceh di bawah pimpinan Tgk Imum Lueng Bata, dan
sahabatnya Panglima Polem serta Tuanku Hasyim yang ingin menguasai
semua daerah di Kutaraja untuk diduduki oleh Belanda.
Lebih kurang 1000 orang pasukan Belanda sejak pagi buta sudah berangkat dari Keraton ke arah Lueng Bata, sedangkan sebagian lainnya berangkat pantai Ulee Lheue dengan tujuan akhir akan menyerang Lueng Bata secara bersamaan. Namun, naas menimpa pasukan Belanda disepanjang perjalanan mereka telah dihadang oleh beberapa pejuang Aceh yang berani mati dengan menggunakan kelewang dan bambu runcing membunuh setiap pasukan yang dapat mereka bunuh.
Lebih kurang 1000 orang pasukan Belanda sejak pagi buta sudah berangkat dari Keraton ke arah Lueng Bata, sedangkan sebagian lainnya berangkat pantai Ulee Lheue dengan tujuan akhir akan menyerang Lueng Bata secara bersamaan. Namun, naas menimpa pasukan Belanda disepanjang perjalanan mereka telah dihadang oleh beberapa pejuang Aceh yang berani mati dengan menggunakan kelewang dan bambu runcing membunuh setiap pasukan yang dapat mereka bunuh.
No comments:
Post a Comment