Menurut Kepala Badan Statistik (BPS) Aceh, Syeh Suhaimi kepada Narit, Tgk Sarong merupakan salah seorang pelaku sejarah yang masih hidup. “Beliau merupakan seorang pejuang kemerdekaan negara ini, bahkan terlibat langsung dalam masa pergerakan melawan penjajahan Belanda dulu,” kata Syeh Suheimi saat melakukan sensus penduduk di Bireuen beberapa bulan lalu.
Adapun mengenai Bireuen dijuluki sebagai
Kota Juang, menurut keterangan para orang tua-tua di Bireuen, Bireuen
pernah menjadi ibukota RI yang ketiga selama seminggu, setelah
Yogyakarta jatuh ke tangan penjajah dalam agresi Belanda. “Meuligoe
Bupati Bireuen yang sekarang ini pernah menjadi tempat pengasingan
presiden Soekarno,” kata almarhum purnawirawan Letnan Yusuf Ahmad (80),
atau yang lebih dikenal dengan panggilan Letnan Yusuf Tank, yang
berdomisili di Desa Juli Keude Dua, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen.
Narit berkunjung ke kediamannya sebelum almarhum dipanggil Yang Maha
Kuasa.
Bahkan katanya, peran dan pengorbanan rakyat Aceh atau Bireuen khususnya, dalam mempertahankan kemerdekaan Republik ini, begitu besar jasanya. “Perjalanan sejarah telah membuktikannya. Di zaman Revolusi 1945, kemiliteran Aceh pernah dipusatkan di Bireuen,” paparnya bersemangat.
Bahkan katanya, peran dan pengorbanan rakyat Aceh atau Bireuen khususnya, dalam mempertahankan kemerdekaan Republik ini, begitu besar jasanya. “Perjalanan sejarah telah membuktikannya. Di zaman Revolusi 1945, kemiliteran Aceh pernah dipusatkan di Bireuen,” paparnya bersemangat.
No comments:
Post a Comment