Tak jauh dari Kuta Gle, sekitar beberapa belas
kilometer ke arah timur. sebuah situs sejarah perjuangan melawan
Belanda juga terdapat di Desa Tambue Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten
Bireuen. Situs tersebut berupa makam
delapan pejuang yang dinamai Syahid Lapan. Dinamakan makam Syahid Lapan,
karena di situ dimakamkan delapan pejuang yang gugur melawan Belanda.
Mereka adalah Tgk Panglima Prang Rayeuk Jurong Binje, Tgk Muda Lem
Mamplam, Tgk Nyak Balee Ishak Blang Mane, Tgk Meureudu Tambue, Tgk Balee
Tambue, Apa Syehk Lancok Mamplam, Muhammad Sabi Blang Mane, dan Nyak
Ben Matang Salem Blang Teumulek.
Kisah keheroikan para Syuhada Lapan sangat jelas tertulis pada dinding makam, pasukan pribumi binaan Belanda itu berjumlah 24 orang. Mereka semuanya bersenjata api, sedangkan pasukan delapan pejuang Aceh tersebut hanya bersenjatakan pedang. Mereka berhasil menewaskan semua serdadu Belanda tersebut.
Setelah pasukan Lapan berhasil melumpuhkan semua serdadu Belanda, lalu mereka mengumpulkan senjata milik penjajah tersebut. Tanpa mereka sadari tiba-tiba sejumlah serdadu Belanda lain datang dari arah Jeunieb memberi bantuan, Kedelapan pejuang itu diserang secara membabi buta dan gugur bersimbah darah. Jasad para syuhada tersebut kemudian dikebumikan dalam satu liang.
Kini, saban hari makam Syuhada Lapan banyak didatangi orang yang ingin bernazar. Bukan hanya dari Kabupaten Bireuen, tapi juga dari daerah lainnya di luar Kabupaten Bireuen. Para pengguna jalan juga selalu berhenti sebentar begitu tiba di depan kuburan Syuhada Lapan untuk memberi sumbangan.
Kisah keheroikan para Syuhada Lapan sangat jelas tertulis pada dinding makam, pasukan pribumi binaan Belanda itu berjumlah 24 orang. Mereka semuanya bersenjata api, sedangkan pasukan delapan pejuang Aceh tersebut hanya bersenjatakan pedang. Mereka berhasil menewaskan semua serdadu Belanda tersebut.
Setelah pasukan Lapan berhasil melumpuhkan semua serdadu Belanda, lalu mereka mengumpulkan senjata milik penjajah tersebut. Tanpa mereka sadari tiba-tiba sejumlah serdadu Belanda lain datang dari arah Jeunieb memberi bantuan, Kedelapan pejuang itu diserang secara membabi buta dan gugur bersimbah darah. Jasad para syuhada tersebut kemudian dikebumikan dalam satu liang.
Kini, saban hari makam Syuhada Lapan banyak didatangi orang yang ingin bernazar. Bukan hanya dari Kabupaten Bireuen, tapi juga dari daerah lainnya di luar Kabupaten Bireuen. Para pengguna jalan juga selalu berhenti sebentar begitu tiba di depan kuburan Syuhada Lapan untuk memberi sumbangan.
No comments:
Post a Comment